Selamat Datang di Blog Campur Aduk

Senin, 04 November 2013

PENGANTAR ILMU PERPUSTAKAAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar belakang
Pada masa ini,  perpustakaan   telah  lebih dikenal oleh masyarakat dari pada masa-masa yang lalu. Beberapa waktu yang lalu, sebahagian besar masyarakat beranggapan bahwa perpustakaan  hanyalah merupakan gudang buku. Masyarakat kurang mengetahui manfaat  yang dapat diperoleh dari kunjungan ke perpustakaan. Perpustakaan kini lebih dikenal oleh masyarakat, berkat dukungan yang diberikan oleh pemerintah yaitu dengan mendirikan perpustakaan-perpustakaan sampai ke pelosok  pedesaan.  Hal ini juga tidak terlepas dari  usaha pihak perpustakaan yang dengan berbagai  cara  untuk memperkenalkan kepada masyarakat akan manfaat dari keberadaan suatu perpustakaan.

Ilmu perpustakaan adalah suatu pengetahuan yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan suatu perpustakaan  untuk mencapai tujuannya, misalnya mengenai cara pengadaan  buku, pengolahan bahan pustaka, pelayanan perpustakaan, jenis-jenis perpustakaan,  pungsi  dan tujuan  dari  masing-masingperpustakaan dan lain-lain.









BAB II
    PEMBAHASAN
              PENGERTIAN PERPUSTAKAAN

Dalam bahasa indonesia,  istilah  “ perpust akaan” dibentuk dari dasar   “pustaka” dengan ditambah awalan  “per” dan akhiran “an”. Dalam b ahasa asin g,  ada beberapa istilah yang arti nya sama dengan per pustakaan  antara lain :
-   Library ( ba hasa Inggris)
-   Bibliotheek (bahasa Belanda)
-   Bibliot h ek (  bah asa Peran cis)
-   Biblioteca (bahasa Italia)
Semua istilah  ini mempunyai kata dasar yang  berarti “buku ” . “Pustaka”  dalam bahasa Sanskerta, “liber” dari  bahasa latin, dan  “biblion” dari bahasa Yunani , semuanya berarti buku.
Mengenai pengertian dari perpustakaan dapat ditinjau dari berbagai sudut pandangan  penerangan , penelitian, perencanaan , pendidikan,  koleksi,  gedung dan sebagainya. Penglihatan dari berbagai sudut pandangan ini tentu saja menciptakan pengertian  perpustakaan yang berbeda-beda .  Hal ini dapat kita lihat  dari contoh-contoh tentang pengertian perpustakaan yang disebut dibawah ini :
Menurut Ho rnby, A . S. (1968:562)  pengertian perpustakaan sebagai berikut : “ Library  : room or building for a coll ection of  book skept there for reading :  the books in such a room or bu ilding”. Pengertian diatas da pat diartikan sebagai berikut: Perpustakaan : ruan gan atau g edung u n tuk suatu koleksi buku yang di simpan disitu untuk bacaan; buku didalam ruangan atau  gedung .
Encyclopaedia Britanica  (1968:10 31) menyatakan  pengertian perpustakaan sebagai berikut:   “A Library  ( from Lat. Li ber, “book”)  is a collectin of  written, printed or other graphic material  (incliding film, slide,  phonograph record and tapes) organized for use.”
Pengertian  diatas dapat diartikan:  suatu  perpustakaan   ( dari bahasa Latiliber., “buku”) adalah suatu  himpunan bahan-bahan tertulis, tercetak ataupun grafis lainnya ( termaksud film, slide, rekaman-rekaman fonografis dan tape-tape)  yang di atuk untuk  di gunakan.  Pengertian- pengertian yang disebutkan  diatas hanya  memberi pengertian tentang perpustakaan dari suatu sudut pandang saja yaitu dari  sudut gedung ataupun koleksinya.
Ada juga pendapat yang dapat memberikan pengertian yang lebih luas tentang perpustakaan  misalnya pendapat yang di kemukan oleh Wirawan (1984: ) yaitu :
Perpustakaan :  Koleksi bahan pustaka yang disusun secara sistematis  dengan tujuan  untuk pengawasan, pendidikan, penelitian, management, penyembuhan, rekreasi dan sebagainya.
Pengertian perpustakaan menurut M. Sabirin Nasution adalah sebagai berikut: Perpustakaan adalah suatu unit kerja yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, memelihara dan mengelola  pemanfaatan bahan pustaka,  dengan mempergunakaan sistem tertentu  untuk  tujuan  bacaan  ataupun penelitian. Dari pengertian diatas akan jelas  kepada kita perbedaan perpustakaan dengan toko buku.  Perpustakaan lebih berfungsi  sosial   unutk memberikan sumber informasi dengan cara yang mudah dan murah kepada masyarakat pemakai perpustakaan dengan tujuan  mencerdaskan  kehidupan  masyarakat secara luas.
Sedangkan toko buku lebih menitikberatkan  segi  ekonomisnya. Berdasarkan pengertian-pengertian yang  disebutkan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang di maksud dengan perpustakaan adalah suatu gedung di mana terdapat suatu unit kerja yang  bertugas mengumpulkan, menyimpan , memelihara dan mengelola pemanfaatan   bahan pustaka, dengan  mempergunakan sistem tertentu  untuk dipergunakan oleh pemakai perpustakaan  sesuai dengan kebutuhan.
Dari pengerti an perpustakaan yang tersebut diatas terlihat dengan jelas bahwa tugas perpustakaan tidaklah  ringan. Dalam hal melaksanakan tugas untuk mengumpulkan bahan pustaka saja merupakan tugas yang cukup berat, sebab tidaksemua penerbit  bersedia mengirimkan  bahan pustaka  yang  di terbit- kannya  keperpustakaan.  Hal ini ak an lebih terasa berat apabila pemakai perpustakaanmembutuh kan bahan pustaka  untuk kebutuhan pendidikan dan penelitian.
Suatu perpustakaan  adalah perpaduan dari  7 unsur atau komponen pokok yaitu:
-   Unsur  tujuan
-   Unsur  koleksi bahan pustaka
-   Unsur  gedung/ruang dan perlengkapan
-   Unsur isi
-   Unsur  tenaga  tertentu
-   Unsur  organisasi dan tata kerja
-   Unsur  masyarakat pemakai
Unsur tujuan adalah sesuatu  yang  ingin dicapai  oleh perpustakaan. Perpustakaan harus beraktifitas, bergiat dan berproses unt uk dapat tercapainya tujuan tersebut.  tujuan  perpustakaan berorientasi kepada kepentingan pemakai, bangsa dan negara.
Unsur koleksi bahan pustaka : koleksi perpustakaan adalah berupa informasi, pengetahuan, fakta, ide, dan sebagainnya, baik yang tercetak ataupun terekam. Informasi tersebut dapat berbentuk buku,  majalah, brosur, surat kabar, piringan hitam, slide,  film,  kaset,  foto dan sebagainya yang tercakup dalam istilah  bahan pustaka.
Unsur gedung/ruangan dan perlengkapan : gedung perpustakaan  hendaknya mempunyai bentuk khusus yang membedakannya dengan gedung-gedung yang lain . Begitu juga dengan ruangan-ruangan yang terdapat di dalamnya, haruslah disesuaikan dengan  kegiatan yang dilaksanakan oleh perpustakaan yaitu  kegiatan pengadaan, pengolahan, pemiliharaan, pelayanan dan  sebagainya. Perlengkapan perpustakaan di sesuaikan juga,  misalnya bentuk meja sirkulasi,   rak-rak buku , rak majalah,  meja / kursi untuk pemakai perpustakaan yang ingin  belajar sendiri dan  lain sebagainya.
Unsur  sistem tertentu  : sistem adalah tehnik, metode atau cara. Prasarana, sarana dan kegiatan perpustakaan  semua ditata, dikelola dan dilaksnakan dengan sistem tertentu. Sistem ini  yang antara lain membedakan perpustakaan dengan took buku dan lain- lain.  Sistem tertentu pada perpustakaan  misalnya sistem katalogisasi, sistem klassifikasi, tajuk subjek,  filing dan  sebagainya.
Unsur organisasi dan tata kerja  : perpustakaa n mempunyai  wadah, pembagian tugas dan sumber daya. Suatu perpustakaa n  merupakan suatu  unit kerja atau suatu satuan organisasi yang mempunyai tugas sesuai dengan fungsi dan tujuan perpustakaan .
Unsur tenaga : perpustakaan haruslah dikelola oleh tenaga yang berpendidikan dan berketerampilan perpustakaan. Disamping mempuyai pengetahuan dan keterampilan perpustakaan, seorang tenaga perpustakaan juga harus mempunyai jiwa mengabdi untuk kepentingan masyarakat yang dilayaninya: berusaha  untuk meningkatka n minat baca masyarakat, rajin, tekun, teliti, dan selalu siap sedia untuk memberikan bimbingan dan pengarahan  tentang  cara penggunaan perpustakaan,  sehingga masyarakat akan tertarik  untuk berkunjung  keperpustakaan dan menjamin  bahan  pustaka  yang tersedia.
Unsur masyarakat yang dilayani : masyarakat ini berada diluar bentuk fisik perpustakaan, namun perpustakaan dibentuk dan diselenggarakan terutama untuk kepentingan masyarakat. Oleh  kerena itu perpustakaan tanpa   masyarakat yang dilayani, tidak akan  ada manfaatnya.  Masyarakat adalah suatu unsur terutama dalam penyelenggaraan perpustakaan.
Ketujuh unsur yang tersebut di atas terpadu dalam satu kesatuan yang disebut perpustakaan. Masing-masing unsur saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Sesuai dengan tujuan dan  pengartian  perpustakaan yang telah disebutkan  diatas, maka akan dapat kita ketahui bahwa dari ketujuh unsur yang tersebut diatas yang paling utama  adalah :
-  unsur bahan  pustaka
- unsur masyarakat pemakai




BAB III
SEJARAH PERKEMBANGAN BUKU DAN PERPUSTAKAAN

2.1.   Sejarah Perkembangan Buku
Sebelum ditemukannya tulisan dan bentuk buku  seperti yang kita kenal saat ini,  pada  masa-masa yang lalu telah dikenal bentuk  tulisan  dan jenis-jenis  buku kuno. Adapun jenis-jenis buku kono yang kita kenal antara lain sebagai berikut :
a.   Claytablet, yang ditemuka oleh bangsa Sumeria. Claytablet terbuat dari tanah liat yang berbentuk segi  empat dan kemudian ditulis dengan Stylus ( sejenis rumput ). Setelah Claytablet  ditulis, kemudian dikeringkan dengan panas matahari atau dibakar. Tulisan yang dibuat  disebut Cunieform  Characters ( Cunieform writing system). Tulisan ini memakai  lambang-lambang untuk menggambarkan sesuatu banda.
b.   Buku yang terbuat dari papirus yaitu yang  termasuk  golongan tumbuhan  rawa , yang tumbuh subur  di  Seedge  family.  Cara membuat buku dari pohon,  membelah tipis-tipis pohon papirus kemudian di rendam dan diawetkan. Bentuk  buku ini dijumpai di Mesir dan  tulisan  yang dipakai dikenal dengan nama tulisan paku .  Dengan  di temukannya  tulisan oleh bangsa Mesir Kuno itu telah memungkinkan  mereka untuk mengabadikan hasil budayanya di atas buku tersebut. Pada  zaman dulu orang–orang Mesir meninggal, membawa buku-buku papirus ini yang disebut Book of The Dead.
c.   Buku di negeri China, yang terbuat dari  kulit  pohon / kayu yang diikat  dengan benang.  Tetapi karena iklimnya yang lembab menyebabkan  buku ini tidak sekuat  buku-buku  yang terbuat dari  bahan yang lain .
d.   Codez, yang terdapat di Asia  Tenggara dan terbuat dari pohon.  Cara membuat buku  ini adalah dengan mengupas pohon tersebut kemudian dipakai engsel-engsel dan  kemudian diberikan lilin sehingga bentuknya seperti accordion.
e.   Vellum dan Parchmen, yaitu buku  yang terbuat dari kulit  binatang. Cara membuat buku ini adalah dengan mempergunakan kulit  domba / lembu yang telah dibuang bulunya, kemudian dikeringakan.  Perkembangan tulisan terus mengalami penyempurnaan.  Bangsa Funisia yang pertama kali dapat mengembangkan bentuk  tulisan sehingga mitip dengan abjad yang di pergunakan sekarang ini,  yang mereka kembangkan dari bentuk tulisan Mesir.
Kuno dan tu lisan bangsa Sumeria. Bentuk tulisan yang pada mulanya merupakan gambar dari objek yang dinamakan Piktogram di sempurnakan sehingga menjadi abjad yang jumlahnya 22 huruf. Abjad Funisia terus berkembang terutama dikembangkan oleh bangsa Yunani, sehingga terciptalah  huruf  seperti yang  kita pergunakan sekarang yang disebut dengan Huruf  Latin.
Bersamaan dengan perkembangan  tulisan bahan yang dipergunakan untuk menulis juga berkembang.  Yang pada mulanya mempergunakan tanah liat, papirus, kulit,  berkembang menjadi mempergunakan  kertas.  Kertas pertama kali ditemukan oleh Bangsa China .  Sekitar abad  ke 14 telah ditemukannya mesin cetak,  sehingga pembuatan buku-b uku bertambah baik.  Mesin cetak ini terus berkembang hingga saat ini,  sehingga dapat  menghasilkan buku-buku  yang baik  mutunya.
Di Indonesia kita mengenal beberapa bentuk tulisan yang terdapat pada prasasti-prasasti peninggalan zaman dahulu  kala. Prasasti-prasasti tersebut  ditulis dalam bentuk tulisan yang dipakai di daerah tersebut  pada masa dahulu, misalnya tulisan  Jawa Kuno,  tulisan Batak dan lain- lain.  Bersamaan dengan masuknya agama Islam ke Indonesia, kita juga mengenal tulisan Arab.

2.2.   Sejarah Perkembangan Perpustakaan
Dengan  di temukannya bentuk-ben tuk tulisan  pada zaman dahulu ,  maka telah mulai dikenal ju ga perpustakaan.  Perpustakaan  pada mulanya didirikan di biara-biara dan candi- candi karena sebagian besar tulisan - tulisan  itu  berisi inf rmasi  tentang  agama dan persembahyangan. Di Eropah, ide untuk  mendirikan perpustakaan  telah dirintis oleh bangsa  Sumeria.  Karya orang  Sumeria tidak hanya terdiri hal-hal keagamaan saja,  tetapi juga menghasilkan  karya  sosial,  politik,  filsafat dan kesusastraan. Bahan yang mereka gunakan untuk menulis adalah lempengan tanah liat ( claytablet ).  Hasil  karya bangsa Sumeria ini dikumpulkan dan dilestarikan pada satu tempat yang  kemudian disebut perpustakaan.
 Pada tahun 668 S.M. Perpustakaan Borsippa yang didirikan oleh Raja Ashur Banipal dari Asseria mempunyai koleksi 10.000  tablet yang terbuat dari tanah liat (clay tablet).  Pada zaman  Yunani orang sudah mulai mengenal alphabet. Demikianlah perkembangan perpustakaan sejalan dengan  perkembangan tulisan, dan kebutuhan akan  informasi.  Dari masa ke masa semakin dirasakan manfaat  kehadiran pepustakaan di tengah-tengah masyarakat.
 Dalam penyelenggaraan perpustakaanpun mengalami kemajuan sesuai dengan kemajuan teknologi masa ini. Pada kesempatan ini kita akan membicarakan  tentang perpustakaan  di  tanah air. Perkembangan perpustakaan  di  Indonesia dapat  dikelompokkan   menjadi tiga masa, yaitu :
a.   Masa Sebelum Penjajahan Belanda
Sebelum masa penjajahan Belanda dan bangsa Barat lainnya ,  di Indonesia telah dikenal   kerajaan-kerajaan besar seperti kerajaan Majapahit di Jawa Tengah, kerajaan Sriwijaya di  Sumatera Selatan. Kekuasaan  dan kejayaan negara-negara tersebut terkenal   sampai  ke beberapa negara. Raja-raja yang memerintah pada  masa jayanya kerajaan tersebut mempunyai perhat ian  yang cukup  besar terhadap kesusastraan dan  filsafat serta kebudayaan.
Pada masa  itu banyak  pujangga-pujangga terkenal dan telah menulis buku . Seperti pada masa jayanya kerajaan Majapahit pujangga yang terkenal ialah Mpu Prapanca yang telah menulis sebuah buku  yang terkenal yaitu Negara Kertagama, dan Mpu Tantular yang menulis buku cerita yang  sangat terkenal yaitu Arjuna Wijaya  dan Sutasoma.
Buku-buku dan naskah- naskah karangan pujangga kerajaan tersebut disimpan di dalam perpustakaan -perpustakaan kerajaan.  Walaupun  pada masa itu perpustakaan-perpustakaan hanya didirikan di dalam lingkungan  kerajaan dan koleksinya juga hanya boleh dibaca oleh kalangan tertentu  saja,  namun perpustakaan telah dikenal dan dipelihara dengan  baik.  Peninggalan-peninggalan lama ini sekarang dapat  dilihat  di Museum Pusat.




b.   Masa Penjajahan Belanda
Semasa penjajahan Belanda, perpustakaan-perpustakaan didirikan  disekolah-sekolah  dan lembaga-lembaga lain .  Tetapi kolek si- koleksi perpustakaan yang didirikan penjajah Belanda ini  terbatas dengan koleksi yang akan menguntungkan bang sa Belanda. Bangsa  Belanda mengawasi dengan ketat buku-buku  yang  akan di jadikan koleksi perpustakaan. Hal ini  disebabkan bangsa Belanda menyadari akan pengaruh yang sangat besar dari  membaca buku.
Buku dapat mempengaruhi pikiran dan jiwa pembacanya.  Buku -buku yang baik  dan bermutu akan  memberikan manfaat yang positif bagi  yang membacanya. Misalnya buku-buku ilmiah akan dapat meningkatkan pengetahuan, meluaskan cara berpikirnya dan dapat juga meningkatkan  taraf hidupnya. Sebaliknya buku –buku yang tidak baik, dapat merusak pembacanya, misalya buku-buku porno dapat merusak generasi muda menjadi generasi yang bermental bobrok.
Menyadari hal ini pemerintah Belanda menghindari koleksi  perpustakaannya dengan buku-buku yang dapat membangkit kan perjuangan  dan nasionalisme dikalangan masyarakat Indonesia,  dan ini sangat berbahaya bagi  pemerintah Belanda. Koleksi perpustakaan  pada masa ini kebanyakan cerita- cerita  dongeng yang membuat rakyat Indonesia tidak akan teringat untuk  bangkit berjuang menuntut kemerdekaannya .

c.  Perpustakaan Masa Kemerdekaan
Pada masa-masa awal kemerdekaan Indonesia, pembinaan dan pengembangan perpustakaan belum begitu  mendapat perhatian karena pemerintah pada masa itu masih memusatkan perhatiannya kepada penataan pemerintahan. Setelah pemerintahan berjalan dengan teratur,  maka di rasakan perlunya pendirian perpustakaan sebagai salah satu sarana dalam usaha mencerdaskan kehidupan  bangsa. Hal  ini sesuai dengan isi Pembukaan UUD ’45 alinea ke 4 : “...untu k mencerdaskan kehidupan bangsa...”. Usaha yang pertama dilakukan adalah bagaimana cara untuk memberantas buta huruf pada masyarakat pemerintah menyadari bahwa untuk tercapainya tujuan di atas,  masyarakat perlu membaca.
Dalam usaha memupuk  kegemaran membaca, maka pemerintah berusaha menyediakan bahan-bahan bacaan yaitu dengan mendirikan perpustakaan-perpustakaan. Pemerintah mendirikan perpustakaan-perpustakaan rakyat dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan diserahkan kepada Pendidikan Masyarakat . Perpustakaan Rakyat yang dinamakan TPR, dikategorikan  menjadi tiga tingkatan, yaitu :
a.       Perpustakaan Tingkat A, didirikan di kecamatan dan diperuntukkan untuk masyarakat yang  tingkat pendidikannya rata- rata tingkat  Sekolah Dasar.
b.   Perpustakaan rakyat tingkat  B, didirikan di Ibukota  Kabupaten.
c.   Perpustakaan  Rakyat Tingkat C, didirikan di Ibukota Propinsi .
Perpustakaan-perpustakaan rakyat tersebut sebenarnya  adalah perpustakaan umum. Tetapi  perpustakaan ini kurang  berhasil seperti yang  diharapkan. Sehingga namanya  kemudian hilang. Tetapi  ini bukan berarti bahwa  perkembangan perpustakaan umum juga berhenti. Perpustakaan umum terus perkembang walaupun agak lambat. Pemerintahan  masih memperhatikan  perkembangan perpustakaan umum Daerah Tingkat II, hal ini terbukti dengan dikeluarkannya Surat  Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0103/0/1981 tanggal 11 Maret 1981 yang isinya mengenai ketentuan sistem perpustakaan secara nasional.
Di ibukota daerah tingkat I dibina dan dikembangkan Perpustakaan Wilayah Departemen Pendidikan dan kebudayaan.  Kebijaksaan  pembinaan Perpustakaan Nasional diserahkan kepada Pusat  Pembinaan Perpustakaan Departemen pendidikan dan kebudayaan Jakarta.
Pembinaan dan pengembangan  Perpustakaan Daerah  Tingkat II, Tingkat kecamatan  dan tingkat desa didasarkan kerjasama antara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Pembinaan Perpustakaan  dengan Departemen dalam negeri. Sedangkan didaerah  propinsi, Perpustakaan wilayah  sebagai  unit  pelaksana teknis (UPT) dari pusat pembinaan perpustakaan, berfungsi untuk membantu pembinaan dan pengembangan segala jenis perpustakaan di daerah. Perpustakaan di indonesia terus berkembang berkat dukungan  dan  perhatian yang cukup  besar dari  pemerintah dan juga berkat usaha pihak perpustakaan sendir I yang tidak pernah berhenti untuk  berusaha mencapai tujuannya.

BAB IV
JENIS- JENIS PERPUSTAKAAN

Kita mengenal beberapa jenis perpustakaan . Yang membedakan jenis-jenis perpustakaan tersebut adalah tujuan perpustakaannya, koleksi yang tersedia , masyarakat yang dilayani, badan atau  pihak yang berwenang menyelenggarakan perpustakaan tersebut. IFLA (Internasional Federation of  Library Association) mengelompokkan jenis-jenis perpustakaan atas :
1.   Perpustakaan Nasional (National Library)
2.   Perpustakaan Umum (Public Library)
3.   Perpustakaan Perguruan Tinggi (University Library)
4.   Perpustakaan Sekolah  (School  Library)
5.   Perpustakaan Khusus (Special Library)
Selain  kelima jenis  perpustakaan yang tersebut di atas, kita mengenal juga  jenis-jenis perpustakaan yang lain yaitu  :
1.   Perpustakaan Wilayah
2.   P erpustakaan  Keliling

3.1. Perpustakaan  Nasional
Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang didirikan di ibukota Negara dan merupakan perpustakaan indu k dari  semua jenis perpustakaan yang ada di negara tersebut. Perpustakaan Nasional Indonesia didirikan di  Jakarta.
a.   Sebagai pusat referensi nasional. Dalam fungsi ini perpustakaan nasional harus mampu menjawab pertanyaan apa saja, oleh siapa saja yang ada hubungannya dengan  Indonesia.
b.   Sebagai perpustakaan deposit.  Dalam hal  ini perpustakaan nasional mempunyai tugas dan bertanggung jawab  untuk melestarikan seluruh penerbitan  yang ada  di  Indonesia maupun  yang ada di  luar negeri  yang mengenai Indonesia. Untuk menjamin terkumpulnya semua penerbitan yang ada di Indonesia, maka perlu adanya Undang-undang Karya Cetak  (Deposit Act) yang mewajibkan semua  penerbit untuk mengirimkan terbitan terbarunya kepada Perpustakaan Nasional sebanyak dua eksemplar. Tetapi Undang -undang hak cipta di Indonesia baru saja diakui yaitu pada bulan Agustus 1990.  maka  Perpustakaan Nasional Indonesia pun baru  dapat melaksanakan fungsinya sebagai perpustakaan deposit. Hal  ini juga harus mendapat dukungan  dan  kesadaran yang tinggi dari pihak penerbit bahan pustaka akan pentingnya arti deposit  itu untuk melestarikan semua penerbitan  di negara kita.
c.   Perpustakaan Nasional merupakan perpustakaan atau suatu badan yang menerbitkan  Bibliografi Nasional yang  merupakan suatu daftar buku-buku yang ada  di Perpustakaan  Nasional Indonesia  dan pada  perpustakaan lain di Indonesia terbitan Indonesia dan tentang Indonesia. Bibliografi  Nasional Indonesia ini disebarluaskan  juga keberbagai Instansi lain agar mereka juga mengetahui koleksi yang ada di Pepustakaan  Nasional. Perpustakaan Nasional pada beberapa waktu yang lalu berada  di bawah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ,  tetapi  sekarang telah diakui sebagai  lembaga Pemerintahan No   Departemen dan bertanggung jawab langsung kepada pemerintah.

3.2.   Perpustakaan Umum (Public Library)
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustakanya untuk masyarakat umum. Perpustakaan umum  diselenggarakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa memandang latar belakang  pendidikan, agama, adat istiadat, umur,  jenis dan lain sebagainya,  maka koleksi perpustakaan umum pun terdiri dari beraneka ragam bidang dan pokok masalah sesuai dengan kebutuhan informasi dari pemakainya.
 Fungsi  Perpustakaan  Umum:
a.   P usat Informasi : menyediakan  informasi yang dibutuhkan  masyarakat pemakai.
b.   Preservasi kebudayaan  : menyimpan dan menyediakan tulisan-tulisan tentang kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai pengembangan kebudayaan dimasa yang akan datang.
c.   Pendidikan : mengembangkan dan menunjang pendidikan non formulir diluar sekolah dan  universitas dan  sebagai pusat  kebutuhan penelitian.
d.   Rekreasi : dengan  bahan-bahan bacaan  yang bersifat hiburan perpustakaan umum dapat digunakan oleh masyarakat  pemakai untuk  mengisi waktu luang.

3.3.   Perpustakaan Perguruan Tinggi (University Library)
Perpustakaan perguruan tinggi yaitu perpustakaan yang diselenggarakan untuk  mengumpulkan, memelihara, menyimpan, mengatur, mengawetkan dan mendayagunakan bahan pustakanya untuk menunjang pendidikan/pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Fungsi  Perpustakaan  Perguruan Tinggi
a.   Jantung  dari semua program pendidikan Universitas yaitu  perpustakaan harus mampu membantu  dan menjadi pusat kegiatan akademis  lembaga pendidikannya.
b.   Pusat alat-alat peraga mengajarkan atau  instructional material center.
c.   Sebagai pelaksana pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi .

3 .4 .   Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah yaitu perpustakaan yang mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur dan mengawetkan bahan pustkanya untuk menunjang usaha pendidikan dan pengajaran di sekolah. Masyarakat pemakainya ialah para siswa, tenaga pengajar dan staf sekolah lainnya.
Fungsi  perpustakaan  sekolah ialah :
a.   Menunjang  kegiatan belajar dan mengajar.
b.   Merupakan sarana  pengembangan bakat dan keterampilan.
c.   Pusat media sekolah.
d.   Sarana penelitian sederhana.
e.   Sarana rekreasi.


3.5.   Perpustakaan Khusus (Spesial Library)
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh kantor           atau instansi yang tujuannya adalah untuk menunjang kegiatan kantor atau       instansi dimana perpustakaan itu berada.
Fungsi  perpustakaan  khusus ialah  :
a.   Untuk keperluan perencanaan, penagambilan keputusan dan pemecahan persoalan.
b.   Untuk kebutuhan riset dan pengembangan  para staf  yang terlibat  dalam berbagai tugas penelitian dan pengembangan.
c.   Untuk kepentingan pendidikan dan latihan yang diselenggarakan oleh kantor dan instansi tersebut.
d.   Sebagai tempat pemeliharaan dan perawatan dokumen  dari kantor atau instansi yang bersangkutan.

3.6.   Perpustakaan  Wilayah
Perpustakaan wilayah yaitu perpustakaan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan berkedudukan di setiap ibu kota Propinsi, bertugas mengumpulkan serta melestarikan semua penerbitan daerah yang bersangkutan .
Fungsi  Perpustakaan  Wilayah adalah sebagai berikut :
a.   Sebagai perpustakaan  referensi di wilayahnya.
b.   Merupakan perpustakaan deposit yang bertugas mengumpulkan semua penerbitan di  daerahnya.
c.   Merupakan  suatu badan yang bertugas membuat bibliografi
d.   Merupakan  pusat kerjasama antar  perpustakaan daerah
e.   Mempunyai wewenang untuk  membina perpustakaan-perpustakaan yang ada di daerahnya.


3.7.   Perpustakaan  Keliling.
Perpustakaan keliling pada prinsipnya merupakan perluasan dari  pelayanan perpustakaan umum.  Perpustakaan keliling  adalah merupakan jenis perpustakaan yang dalam memberikan  pelayanan bergerak  dari satu tempat ke tempat yang  lain dengan tujuan mengunjungi pemak ai.
Fungsi  perpustakaan  keliling adalah :
a.   Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di daerah, khususnya di daerah pedesaan dan daerah terpencil.
b.   Pemerataan pengembangan pendidikan.
c.   Sebagai media penerangan bagi masyarakat.
d.   Memasyatakatkan perpustakaan dan minat  baca di kalangan masyarakat.



BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN

Ilmu perpustakaan adalah suatu pengetahuan yang ada hubungannya dengan penyelenggaraan suatu perpustakaan  untuk mencapai tujuannya, misalnya mengenai cara pengadaan  buku, pengolahan bahan pustaka, pelayanan perpustakaan, jenis-jenis perpustakaan,  pungsi  dan tujuan  dari  masing-masingperpustakaan dan lain-lain.
Sebelum ditemukannya tulisan dan bentuk buku  seperti yang kita kenal saat ini,  pada  masa-masa yang lalu telah dikenal bentuk  tulisan  dan jenis-jenis  buku kuno.
jenis-jenis perpustakaan :
1.   Perpustakaan Nasional (National Library)
2.   Perpustakaan Umum (Public Library)
3.   Perpustakaan Perguruan Tinggi (University Library)
4.   Perpustakaan Sekolah  (School  Library)
5.   Perpustakaan Khusus (Special Library)
6.   Perpustakaan Wilayah
7.   Perpustakaan  Keliling







DAFTAR PUSTAKA

Hs, Soemar no. Dkk. 1987. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Jakarta : Proyek Pengembangan Perpustakaan Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Nasution, Sabirin. 1986. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Medan : Panitia Penataran Perpustakaan Pemda  Tk I dan Pemda  Tk II

Rom pas, J.P. 1985. Pengantar Organisasi Perpustakaan. Jakarta : Lembaga Perpustakaan Dokumentasi dan Informasi.

Soegeng, St. Kostka. 1985. Pelayanan dan Referensi Perpustakaan Umum. Jakarta :Proyek Pengembangan Perpustakaan Departemen P dan K.


Tidak ada komentar: