BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar
belakang
Pada masa ini,
perpustakaan telah lebih dikenal oleh masyarakat dari pada
masa-masa yang lalu. Beberapa waktu yang lalu, sebahagian besar masyarakat
beranggapan bahwa perpustakaan hanyalah
merupakan gudang buku. Masyarakat kurang mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dari kunjungan ke perpustakaan.
Perpustakaan kini lebih dikenal oleh masyarakat, berkat dukungan yang diberikan
oleh pemerintah yaitu dengan mendirikan perpustakaan-perpustakaan sampai ke
pelosok pedesaan. Hal ini juga tidak terlepas dari usaha pihak perpustakaan yang dengan berbagai cara
untuk memperkenalkan kepada masyarakat akan manfaat dari keberadaan
suatu perpustakaan.
Ilmu perpustakaan adalah suatu pengetahuan yang ada
hubungannya dengan penyelenggaraan suatu perpustakaan untuk mencapai tujuannya, misalnya mengenai cara
pengadaan buku, pengolahan bahan
pustaka, pelayanan perpustakaan, jenis-jenis perpustakaan, pungsi
dan tujuan dari masing-masingperpustakaan dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN PERPUSTAKAAN
Dalam bahasa indonesia, istilah
“ perpust akaan” dibentuk dari dasar
“pustaka” dengan ditambah awalan
“per” dan akhiran “an”. Dalam b ahasa asin g, ada beberapa istilah yang arti nya sama
dengan per pustakaan antara lain :
- Library ( ba hasa Inggris)
- Bibliotheek (bahasa Belanda)
- Bibliot h ek ( bah asa Peran cis)
- Biblioteca (bahasa Italia)
Semua istilah
ini mempunyai kata dasar yang
berarti “buku ” . “Pustaka” dalam
bahasa Sanskerta, “liber” dari bahasa
latin, dan “biblion” dari bahasa Yunani
, semuanya berarti buku.
Mengenai pengertian dari perpustakaan dapat ditinjau
dari berbagai sudut pandangan penerangan
, penelitian, perencanaan , pendidikan,
koleksi, gedung dan sebagainya.
Penglihatan dari berbagai sudut pandangan ini tentu saja menciptakan pengertian perpustakaan yang berbeda-beda . Hal ini dapat kita lihat dari contoh-contoh tentang pengertian
perpustakaan yang disebut dibawah ini :
Menurut Ho rnby, A . S. (1968:562) pengertian perpustakaan sebagai berikut : “
Library : room or building for a coll
ection of book skept there for reading
: the books in such a room or bu
ilding”. Pengertian diatas da pat diartikan sebagai berikut: Perpustakaan :
ruan gan atau g edung u n tuk suatu koleksi buku yang di simpan disitu untuk
bacaan; buku didalam ruangan atau gedung
.
Encyclopaedia Britanica (1968:10 31) menyatakan pengertian perpustakaan sebagai berikut: “A
Library ( from Lat. Li ber, “book”) is a collectin of written, printed or other graphic material (incliding film, slide, phonograph record and tapes) organized for
use.”
Pengertian
diatas dapat diartikan: suatu perpustakaan
( dari bahasa Latiliber., “buku”) adalah suatu himpunan bahan-bahan tertulis, tercetak
ataupun grafis lainnya ( termaksud film, slide, rekaman-rekaman fonografis dan
tape-tape) yang di atuk untuk di gunakan.
Pengertian- pengertian yang disebutkan
diatas hanya memberi pengertian
tentang perpustakaan dari suatu sudut pandang saja yaitu dari sudut gedung ataupun koleksinya.
Ada juga pendapat yang dapat memberikan pengertian
yang lebih luas tentang perpustakaan
misalnya pendapat yang di kemukan oleh Wirawan (1984: ) yaitu :
Perpustakaan :
Koleksi bahan pustaka yang disusun secara sistematis dengan tujuan untuk pengawasan, pendidikan, penelitian, management,
penyembuhan, rekreasi dan sebagainya.
Pengertian perpustakaan menurut M. Sabirin Nasution adalah
sebagai berikut: Perpustakaan adalah suatu unit kerja yang bertugas mengumpulkan,
menyimpan, memelihara dan mengelola
pemanfaatan bahan pustaka, dengan
mempergunakaan sistem tertentu untuk tujuan
bacaan ataupun penelitian. Dari
pengertian diatas akan jelas kepada kita
perbedaan perpustakaan dengan toko buku.
Perpustakaan lebih berfungsi
sosial unutk memberikan sumber
informasi dengan cara yang mudah dan murah kepada masyarakat pemakai perpustakaan
dengan tujuan mencerdaskan kehidupan masyarakat secara luas.
Sedangkan toko buku lebih menitikberatkan segi
ekonomisnya. Berdasarkan pengertian-pengertian yang disebutkan di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa yang di maksud dengan perpustakaan adalah suatu gedung di mana terdapat
suatu unit kerja yang bertugas
mengumpulkan, menyimpan , memelihara dan mengelola pemanfaatan bahan pustaka, dengan mempergunakan sistem tertentu untuk dipergunakan oleh pemakai
perpustakaan sesuai dengan kebutuhan.
Dari pengerti an perpustakaan yang tersebut diatas
terlihat dengan jelas bahwa tugas perpustakaan tidaklah ringan. Dalam hal melaksanakan tugas untuk
mengumpulkan bahan pustaka saja merupakan tugas yang cukup berat, sebab tidaksemua
penerbit bersedia mengirimkan bahan pustaka
yang di terbit- kannya keperpustakaan. Hal ini ak an lebih terasa berat apabila
pemakai perpustakaanmembutuh kan bahan pustaka
untuk kebutuhan pendidikan dan penelitian.
Suatu perpustakaan
adalah perpaduan dari 7 unsur
atau komponen pokok yaitu:
- Unsur
tujuan
- Unsur
koleksi bahan pustaka
- Unsur
gedung/ruang dan perlengkapan
- Unsur isi
- Unsur
tenaga tertentu
- Unsur
organisasi dan tata kerja
- Unsur
masyarakat pemakai
Unsur tujuan adalah sesuatu yang
ingin dicapai oleh perpustakaan. Perpustakaan
harus beraktifitas, bergiat dan berproses unt uk dapat tercapainya tujuan tersebut. tujuan
perpustakaan berorientasi kepada kepentingan pemakai, bangsa dan negara.
Unsur koleksi bahan pustaka : koleksi perpustakaan
adalah berupa informasi, pengetahuan, fakta, ide, dan sebagainnya, baik yang
tercetak ataupun terekam. Informasi tersebut dapat berbentuk buku, majalah, brosur, surat kabar, piringan hitam,
slide, film, kaset,
foto dan sebagainya yang tercakup dalam istilah bahan pustaka.
Unsur gedung/ruangan dan perlengkapan : gedung
perpustakaan hendaknya mempunyai bentuk
khusus yang membedakannya dengan gedung-gedung yang lain . Begitu juga dengan
ruangan-ruangan yang terdapat di dalamnya, haruslah disesuaikan dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh perpustakaan yaitu kegiatan pengadaan, pengolahan, pemiliharaan,
pelayanan dan sebagainya. Perlengkapan perpustakaan
di sesuaikan juga, misalnya bentuk meja
sirkulasi, rak-rak buku , rak majalah, meja / kursi untuk pemakai perpustakaan yang
ingin belajar sendiri dan lain sebagainya.
Unsur sistem
tertentu : sistem adalah tehnik, metode
atau cara. Prasarana, sarana dan kegiatan perpustakaan semua ditata, dikelola dan dilaksnakan dengan
sistem tertentu. Sistem ini yang antara
lain membedakan perpustakaan dengan took buku dan lain- lain. Sistem tertentu pada perpustakaan misalnya sistem katalogisasi, sistem
klassifikasi, tajuk subjek, filing
dan sebagainya.
Unsur organisasi dan tata kerja : perpustakaa n mempunyai wadah, pembagian tugas dan sumber daya. Suatu
perpustakaa n merupakan suatu unit kerja atau suatu satuan organisasi yang
mempunyai tugas sesuai dengan fungsi dan tujuan perpustakaan .
Unsur tenaga : perpustakaan haruslah dikelola oleh
tenaga yang berpendidikan dan berketerampilan perpustakaan. Disamping mempuyai pengetahuan
dan keterampilan perpustakaan, seorang tenaga perpustakaan juga harus mempunyai
jiwa mengabdi untuk kepentingan masyarakat yang dilayaninya: berusaha untuk meningkatka n minat baca masyarakat,
rajin, tekun, teliti, dan selalu siap sedia untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan tentang cara penggunaan perpustakaan, sehingga masyarakat akan tertarik untuk berkunjung keperpustakaan dan menjamin bahan
pustaka yang tersedia.
Unsur masyarakat yang dilayani : masyarakat ini
berada diluar bentuk fisik perpustakaan, namun perpustakaan dibentuk dan
diselenggarakan terutama untuk kepentingan masyarakat. Oleh kerena itu perpustakaan tanpa masyarakat yang dilayani, tidak akan ada manfaatnya. Masyarakat adalah suatu unsur terutama dalam
penyelenggaraan perpustakaan.
Ketujuh unsur yang tersebut di atas terpadu dalam
satu kesatuan yang disebut perpustakaan. Masing-masing unsur saling berkaitan
dan tidak dapat dipisahkan. Sesuai dengan tujuan dan pengartian perpustakaan yang telah disebutkan diatas, maka akan dapat kita ketahui bahwa
dari ketujuh unsur yang tersebut diatas yang paling utama adalah :
- unsur bahan
pustaka
-
unsur masyarakat pemakai
BAB III
SEJARAH PERKEMBANGAN BUKU DAN PERPUSTAKAAN
2.1. Sejarah Perkembangan Buku
Sebelum ditemukannya tulisan dan bentuk buku seperti yang kita kenal saat ini, pada
masa-masa yang lalu telah dikenal bentuk
tulisan dan jenis-jenis buku kuno. Adapun jenis-jenis buku kono yang
kita kenal antara lain sebagai berikut :
a.
Claytablet, yang ditemuka oleh bangsa Sumeria. Claytablet terbuat dari
tanah liat yang berbentuk segi empat dan
kemudian ditulis dengan Stylus ( sejenis rumput ). Setelah Claytablet ditulis, kemudian dikeringkan dengan panas
matahari atau dibakar. Tulisan yang dibuat
disebut Cunieform Characters (
Cunieform writing system). Tulisan ini memakai
lambang-lambang untuk menggambarkan sesuatu banda.
b. Buku yang
terbuat dari papirus yaitu yang
termasuk golongan tumbuhan rawa , yang tumbuh subur di
Seedge family. Cara membuat buku dari pohon, membelah tipis-tipis pohon papirus kemudian
di rendam dan diawetkan. Bentuk buku ini
dijumpai di Mesir dan tulisan yang dipakai dikenal dengan nama tulisan paku
. Dengan
di temukannya tulisan oleh bangsa
Mesir Kuno itu telah memungkinkan mereka
untuk mengabadikan hasil budayanya di atas buku tersebut. Pada zaman dulu orang–orang Mesir meninggal,
membawa buku-buku papirus ini yang disebut Book of The Dead.
c. Buku di
negeri China, yang terbuat dari kulit pohon / kayu yang diikat dengan benang. Tetapi karena iklimnya yang lembab
menyebabkan buku ini tidak sekuat buku-buku
yang terbuat dari bahan yang lain
.
d. Codez,
yang terdapat di Asia Tenggara dan
terbuat dari pohon. Cara membuat
buku ini adalah dengan mengupas pohon
tersebut kemudian dipakai engsel-engsel dan
kemudian diberikan lilin sehingga bentuknya seperti accordion.
e. Vellum
dan Parchmen, yaitu buku yang terbuat
dari kulit binatang. Cara membuat buku
ini adalah dengan mempergunakan kulit domba
/ lembu yang telah dibuang bulunya, kemudian dikeringakan. Perkembangan tulisan terus mengalami
penyempurnaan. Bangsa Funisia yang pertama
kali dapat mengembangkan bentuk tulisan
sehingga mitip dengan abjad yang di pergunakan sekarang ini, yang mereka kembangkan dari bentuk tulisan
Mesir.
Kuno dan tu lisan bangsa Sumeria. Bentuk tulisan
yang pada mulanya merupakan gambar dari objek yang dinamakan Piktogram di sempurnakan
sehingga menjadi abjad yang jumlahnya 22 huruf. Abjad Funisia terus berkembang
terutama dikembangkan oleh bangsa Yunani, sehingga terciptalah huruf
seperti yang kita pergunakan
sekarang yang disebut dengan Huruf Latin.
Bersamaan dengan perkembangan tulisan bahan yang dipergunakan untuk menulis
juga berkembang. Yang pada mulanya
mempergunakan tanah liat, papirus, kulit,
berkembang menjadi mempergunakan
kertas. Kertas pertama kali
ditemukan oleh Bangsa China . Sekitar
abad ke 14 telah ditemukannya mesin
cetak, sehingga pembuatan buku-b uku
bertambah baik. Mesin cetak ini terus
berkembang hingga saat ini, sehingga
dapat menghasilkan buku-buku yang baik
mutunya.
Di Indonesia kita mengenal beberapa bentuk tulisan
yang terdapat pada prasasti-prasasti peninggalan zaman dahulu kala. Prasasti-prasasti tersebut ditulis dalam bentuk tulisan yang dipakai di
daerah tersebut pada masa dahulu, misalnya
tulisan Jawa Kuno, tulisan Batak dan lain- lain. Bersamaan dengan masuknya agama Islam ke Indonesia,
kita juga mengenal tulisan Arab.
2.2. Sejarah Perkembangan Perpustakaan
Dengan di
temukannya bentuk-ben tuk tulisan pada
zaman dahulu , maka telah mulai dikenal
ju ga perpustakaan. Perpustakaan pada mulanya didirikan di biara-biara dan
candi- candi karena sebagian besar tulisan - tulisan itu
berisi inf rmasi tentang agama dan persembahyangan. Di Eropah, ide
untuk mendirikan perpustakaan telah dirintis oleh bangsa Sumeria.
Karya orang Sumeria tidak hanya
terdiri hal-hal keagamaan saja, tetapi
juga menghasilkan karya sosial, politik, filsafat dan kesusastraan. Bahan yang mereka
gunakan untuk menulis adalah lempengan tanah liat ( claytablet ). Hasil
karya bangsa Sumeria ini dikumpulkan dan dilestarikan pada satu tempat
yang kemudian disebut perpustakaan.
Pada tahun
668 S.M. Perpustakaan Borsippa yang didirikan oleh Raja Ashur Banipal dari
Asseria mempunyai koleksi 10.000 tablet
yang terbuat dari tanah liat (clay tablet).
Pada zaman Yunani orang sudah
mulai mengenal alphabet. Demikianlah perkembangan perpustakaan sejalan dengan perkembangan tulisan, dan kebutuhan akan informasi.
Dari masa ke masa semakin dirasakan manfaat kehadiran pepustakaan di tengah-tengah
masyarakat.
Dalam
penyelenggaraan perpustakaanpun mengalami kemajuan sesuai dengan kemajuan teknologi
masa ini. Pada kesempatan ini kita akan membicarakan tentang perpustakaan di
tanah air. Perkembangan perpustakaan
di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga masa, yaitu :
a. Masa Sebelum Penjajahan Belanda
Sebelum masa penjajahan Belanda dan bangsa Barat
lainnya , di Indonesia telah
dikenal kerajaan-kerajaan besar seperti
kerajaan Majapahit di Jawa Tengah, kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan. Kekuasaan dan kejayaan negara-negara tersebut
terkenal sampai ke beberapa negara. Raja-raja yang memerintah
pada masa jayanya kerajaan tersebut
mempunyai perhat ian yang cukup besar terhadap kesusastraan dan filsafat serta kebudayaan.
Pada masa itu
banyak pujangga-pujangga terkenal dan
telah menulis buku . Seperti pada masa jayanya kerajaan Majapahit pujangga yang
terkenal ialah Mpu Prapanca yang telah menulis sebuah buku yang terkenal yaitu Negara Kertagama, dan Mpu
Tantular yang menulis buku cerita yang
sangat terkenal yaitu Arjuna Wijaya
dan Sutasoma.
Buku-buku dan naskah- naskah karangan pujangga
kerajaan tersebut disimpan di dalam perpustakaan -perpustakaan kerajaan. Walaupun
pada masa itu perpustakaan-perpustakaan hanya didirikan di dalam
lingkungan kerajaan dan koleksinya juga
hanya boleh dibaca oleh kalangan tertentu
saja, namun perpustakaan telah
dikenal dan dipelihara dengan baik. Peninggalan-peninggalan lama ini sekarang
dapat dilihat di Museum Pusat.
b. Masa Penjajahan Belanda
Semasa penjajahan Belanda, perpustakaan-perpustakaan
didirikan disekolah-sekolah dan lembaga-lembaga lain . Tetapi kolek si- koleksi perpustakaan yang
didirikan penjajah Belanda ini terbatas
dengan koleksi yang akan menguntungkan bang sa Belanda. Bangsa Belanda mengawasi dengan ketat buku-buku yang
akan di jadikan koleksi perpustakaan. Hal ini disebabkan bangsa Belanda menyadari akan
pengaruh yang sangat besar dari membaca
buku.
Buku dapat mempengaruhi pikiran dan jiwa pembacanya. Buku -buku yang baik dan bermutu akan memberikan manfaat yang positif bagi yang membacanya. Misalnya buku-buku ilmiah
akan dapat meningkatkan pengetahuan, meluaskan cara berpikirnya dan dapat juga
meningkatkan taraf hidupnya. Sebaliknya
buku –buku yang tidak baik, dapat merusak pembacanya, misalya buku-buku porno dapat
merusak generasi muda menjadi generasi yang bermental bobrok.
Menyadari hal ini pemerintah Belanda menghindari
koleksi perpustakaannya dengan buku-buku
yang dapat membangkit kan perjuangan dan
nasionalisme dikalangan masyarakat Indonesia,
dan ini sangat berbahaya bagi
pemerintah Belanda. Koleksi perpustakaan
pada masa ini kebanyakan cerita- cerita
dongeng yang membuat rakyat Indonesia tidak akan teringat untuk bangkit berjuang menuntut kemerdekaannya .
c. Perpustakaan Masa Kemerdekaan
Pada masa-masa awal kemerdekaan Indonesia, pembinaan
dan pengembangan perpustakaan belum begitu
mendapat perhatian karena pemerintah pada masa itu masih memusatkan
perhatiannya kepada penataan pemerintahan. Setelah pemerintahan berjalan dengan
teratur, maka di rasakan perlunya
pendirian perpustakaan sebagai salah satu sarana dalam usaha mencerdaskan
kehidupan bangsa. Hal ini sesuai dengan isi Pembukaan UUD ’45 alinea
ke 4 : “...untu k mencerdaskan kehidupan bangsa...”. Usaha yang pertama
dilakukan adalah bagaimana cara untuk memberantas buta huruf pada masyarakat
pemerintah menyadari bahwa untuk tercapainya tujuan di atas, masyarakat perlu membaca.
Dalam usaha memupuk
kegemaran membaca, maka pemerintah berusaha menyediakan bahan-bahan
bacaan yaitu dengan mendirikan perpustakaan-perpustakaan. Pemerintah mendirikan
perpustakaan-perpustakaan rakyat dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan diserahkan kepada Pendidikan Masyarakat . Perpustakaan Rakyat yang
dinamakan TPR, dikategorikan menjadi
tiga tingkatan, yaitu :
a. Perpustakaan Tingkat A, didirikan di
kecamatan dan diperuntukkan untuk masyarakat yang tingkat pendidikannya rata- rata tingkat Sekolah Dasar.
b.
Perpustakaan rakyat tingkat B,
didirikan di Ibukota Kabupaten.
c. Perpustakaan
Rakyat Tingkat C, didirikan di Ibukota Propinsi .
Perpustakaan-perpustakaan rakyat tersebut
sebenarnya adalah perpustakaan umum.
Tetapi perpustakaan ini kurang berhasil seperti yang diharapkan. Sehingga namanya kemudian hilang. Tetapi ini bukan berarti bahwa perkembangan perpustakaan umum juga berhenti.
Perpustakaan umum terus perkembang walaupun agak lambat. Pemerintahan masih memperhatikan perkembangan perpustakaan umum Daerah Tingkat
II, hal ini terbukti dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI No. 0103/0/1981 tanggal 11 Maret 1981 yang isinya mengenai ketentuan sistem
perpustakaan secara nasional.
Di ibukota daerah tingkat I dibina dan dikembangkan
Perpustakaan Wilayah Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Kebijaksaan pembinaan Perpustakaan Nasional diserahkan
kepada Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen
pendidikan dan kebudayaan Jakarta.
Pembinaan dan pengembangan Perpustakaan Daerah Tingkat II, Tingkat kecamatan dan tingkat desa didasarkan kerjasama antara
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pusat Pembinaan Perpustakaan dengan Departemen dalam negeri. Sedangkan
didaerah propinsi, Perpustakaan
wilayah sebagai unit
pelaksana teknis (UPT) dari pusat pembinaan perpustakaan, berfungsi
untuk membantu pembinaan dan pengembangan segala jenis perpustakaan di daerah. Perpustakaan
di indonesia terus berkembang berkat dukungan
dan perhatian yang cukup besar dari
pemerintah dan juga berkat usaha pihak perpustakaan sendir I yang tidak
pernah berhenti untuk berusaha mencapai
tujuannya.
BAB IV
JENIS- JENIS PERPUSTAKAAN
Kita mengenal beberapa jenis perpustakaan . Yang
membedakan jenis-jenis perpustakaan tersebut adalah tujuan perpustakaannya,
koleksi yang tersedia , masyarakat yang dilayani, badan atau pihak yang berwenang menyelenggarakan
perpustakaan tersebut. IFLA (Internasional Federation of Library Association) mengelompokkan jenis-jenis
perpustakaan atas :
1. Perpustakaan Nasional (National Library)
2. Perpustakaan Umum (Public Library)
3. Perpustakaan Perguruan Tinggi (University Library)
4. Perpustakaan Sekolah (School
Library)
5. Perpustakaan Khusus (Special Library)
Selain kelima jenis
perpustakaan yang tersebut di atas, kita mengenal juga jenis-jenis perpustakaan yang lain yaitu :
1. Perpustakaan Wilayah
2. P erpustakaan Keliling
3.1.
Perpustakaan Nasional
Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang
didirikan di ibukota Negara dan merupakan perpustakaan indu k dari semua jenis perpustakaan yang ada di negara
tersebut. Perpustakaan Nasional Indonesia didirikan di Jakarta.
a. Sebagai pusat referensi nasional. Dalam
fungsi ini perpustakaan nasional harus mampu menjawab pertanyaan apa saja, oleh
siapa saja yang ada hubungannya dengan
Indonesia.
b. Sebagai perpustakaan deposit. Dalam hal
ini perpustakaan nasional mempunyai tugas dan bertanggung jawab untuk melestarikan seluruh penerbitan yang ada
di Indonesia maupun yang ada di
luar negeri yang mengenai
Indonesia. Untuk menjamin terkumpulnya semua penerbitan yang ada di Indonesia,
maka perlu adanya Undang-undang Karya Cetak
(Deposit Act) yang mewajibkan semua
penerbit untuk mengirimkan terbitan terbarunya kepada Perpustakaan
Nasional sebanyak dua eksemplar. Tetapi Undang -undang hak cipta di Indonesia
baru saja diakui yaitu pada bulan Agustus 1990. maka Perpustakaan
Nasional Indonesia pun baru dapat melaksanakan
fungsinya sebagai perpustakaan deposit. Hal
ini juga harus mendapat dukungan
dan kesadaran yang tinggi dari pihak
penerbit bahan pustaka akan pentingnya arti deposit itu untuk melestarikan semua penerbitan di negara kita.
c. Perpustakaan Nasional merupakan perpustakaan
atau suatu badan yang menerbitkan
Bibliografi Nasional yang
merupakan suatu daftar buku-buku yang ada di Perpustakaan Nasional Indonesia dan pada
perpustakaan lain di Indonesia terbitan Indonesia dan tentang Indonesia.
Bibliografi Nasional Indonesia ini
disebarluaskan juga keberbagai Instansi
lain agar mereka juga mengetahui koleksi yang ada di Pepustakaan Nasional. Perpustakaan Nasional pada beberapa
waktu yang lalu berada di bawah Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan , tetapi sekarang telah diakui sebagai lembaga Pemerintahan No Departemen dan bertanggung jawab langsung
kepada pemerintah.
3.2. Perpustakaan Umum (Public Library)
Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang
bertugas mengumpulkan, menyimpan, mengatur dan menyajikan bahan pustakanya untuk
masyarakat umum. Perpustakaan umum
diselenggarakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum tanpa
memandang latar belakang pendidikan, agama,
adat istiadat, umur, jenis dan lain
sebagainya, maka koleksi perpustakaan umum
pun terdiri dari beraneka ragam bidang dan pokok masalah sesuai dengan kebutuhan
informasi dari pemakainya.
Fungsi
Perpustakaan Umum:
a. P usat Informasi : menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat pemakai.
b.
Preservasi kebudayaan : menyimpan dan menyediakan tulisan-tulisan
tentang kebudayaan masa lampau, kini dan sebagai pengembangan kebudayaan dimasa
yang akan datang.
c. Pendidikan : mengembangkan dan menunjang
pendidikan non formulir diluar sekolah dan universitas dan sebagai pusat
kebutuhan penelitian.
d. Rekreasi : dengan bahan-bahan bacaan yang bersifat hiburan perpustakaan umum dapat
digunakan oleh masyarakat pemakai
untuk mengisi waktu luang.
3.3. Perpustakaan Perguruan Tinggi (University
Library)
Perpustakaan perguruan tinggi yaitu perpustakaan yang
diselenggarakan untuk mengumpulkan,
memelihara, menyimpan, mengatur, mengawetkan dan mendayagunakan bahan
pustakanya untuk menunjang pendidikan/pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Fungsi Perpustakaan
Perguruan Tinggi
a. Jantung
dari semua program pendidikan Universitas yaitu perpustakaan harus mampu membantu dan menjadi pusat kegiatan akademis lembaga pendidikannya.
b. Pusat alat-alat peraga mengajarkan atau instructional material center.
c. Sebagai pelaksana pelaksanaan Tri Darma
Perguruan Tinggi .
3
.4 . Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah yaitu perpustakaan yang
mengumpulkan, menyimpan, memelihara, mengatur dan mengawetkan bahan pustkanya
untuk menunjang usaha pendidikan dan pengajaran di sekolah. Masyarakat
pemakainya ialah para siswa, tenaga pengajar dan staf sekolah lainnya.
Fungsi perpustakaan
sekolah ialah :
a. Menunjang
kegiatan belajar dan mengajar.
b. Merupakan sarana pengembangan bakat dan keterampilan.
c. Pusat media sekolah.
d. Sarana penelitian sederhana.
e. Sarana rekreasi.
3.5. Perpustakaan Khusus (Spesial Library)
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan
oleh kantor atau instansi yang
tujuannya adalah untuk menunjang kegiatan kantor atau instansi dimana perpustakaan itu berada.
Fungsi perpustakaan
khusus ialah :
a. Untuk keperluan perencanaan, penagambilan
keputusan dan pemecahan persoalan.
b. Untuk kebutuhan riset dan pengembangan para staf
yang terlibat dalam berbagai
tugas penelitian dan pengembangan.
c. Untuk kepentingan pendidikan dan latihan
yang diselenggarakan oleh kantor dan instansi tersebut.
d. Sebagai tempat pemeliharaan dan perawatan
dokumen dari kantor atau instansi yang
bersangkutan.
3.6. Perpustakaan
Wilayah
Perpustakaan wilayah yaitu perpustakaan yang
diselenggarakan oleh pemerintah dan berkedudukan di setiap ibu kota Propinsi,
bertugas mengumpulkan serta melestarikan semua penerbitan daerah yang
bersangkutan .
Fungsi Perpustakaan
Wilayah adalah sebagai berikut :
a. Sebagai perpustakaan referensi di wilayahnya.
b. Merupakan perpustakaan deposit yang bertugas
mengumpulkan semua penerbitan di
daerahnya.
c. Merupakan
suatu badan yang bertugas membuat bibliografi
d. Merupakan
pusat kerjasama antar
perpustakaan daerah
e. Mempunyai wewenang untuk membina perpustakaan-perpustakaan yang ada di
daerahnya.
3.7. Perpustakaan
Keliling.
Perpustakaan keliling pada prinsipnya merupakan
perluasan dari pelayanan perpustakaan
umum. Perpustakaan keliling adalah merupakan jenis perpustakaan yang
dalam memberikan pelayanan bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain dengan tujuan mengunjungi pemak ai.
Fungsi perpustakaan
keliling adalah :
a. Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di
daerah, khususnya di daerah pedesaan dan daerah terpencil.
b. Pemerataan pengembangan pendidikan.
c. Sebagai media penerangan bagi masyarakat.
d. Memasyatakatkan perpustakaan dan minat baca di kalangan masyarakat.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
Ilmu perpustakaan adalah suatu pengetahuan yang ada
hubungannya dengan penyelenggaraan suatu perpustakaan untuk mencapai tujuannya, misalnya mengenai cara
pengadaan buku, pengolahan bahan
pustaka, pelayanan perpustakaan, jenis-jenis perpustakaan, pungsi
dan tujuan dari masing-masingperpustakaan dan lain-lain.
Sebelum ditemukannya tulisan dan bentuk buku seperti yang kita kenal saat ini, pada
masa-masa yang lalu telah dikenal bentuk
tulisan dan jenis-jenis buku kuno.
jenis-jenis perpustakaan :
1. Perpustakaan Nasional (National Library)
2. Perpustakaan Umum (Public Library)
3. Perpustakaan Perguruan Tinggi (University
Library)
4. Perpustakaan Sekolah (School
Library)
5. Perpustakaan Khusus (Special Library)
6. Perpustakaan Wilayah
7. Perpustakaan
Keliling
DAFTAR PUSTAKA
Hs,
Soemar no. Dkk. 1987. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. Jakarta : Proyek
Pengembangan Perpustakaan Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Nasution,
Sabirin. 1986. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Medan : Panitia Penataran
Perpustakaan Pemda Tk I dan Pemda Tk II
Rom
pas, J.P. 1985. Pengantar Organisasi Perpustakaan. Jakarta : Lembaga
Perpustakaan Dokumentasi dan Informasi.
Soegeng,
St. Kostka. 1985. Pelayanan dan Referensi Perpustakaan Umum. Jakarta :Proyek
Pengembangan Perpustakaan Departemen P dan K.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar