BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu diantara masalah besar dalam bidang pendidikan di indonesia yang banyak di perbincangkan adalah rendah nya mutu pendidikan yang tercermin dari rendah nya rata–rata
prestasi belajar. Masalah lain adalah bahwa pendekatan dalam
pembelajaran masih terlalu didominasi peran guru. Guru lebih banyak
menempat kan peserta didik sebagai objek dan bukan sebagai subjek didik.
Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik
dalam berbagai mata pelajaran, untuk mengembangkan kemampuan berpikir
menyeluruh, kreatip, objektif dan logis, belum memanfaatkan quantum learning
sebagai salah satu paradigma menarik dalam pembelajaran, serta kurang
memperhatikan ketuntasan belajar secara individual. Dengan ada nya
masalah di atas, mnakalah kami akan membahas tentang “KONSEP BELAJAR, MENGAJAR,PEMBELAJARAN”
B. Rumusan masalah
Ada pun rumusan maslah dalam makalah ini antara lain :
1. Apa pengertian belajaar,mengajar, pembelajaran...?
2. Apa saja kosep belajar mengajar.......?
3. Apa strategi pembelajaran.............?
C. Tujuan
Ada pun tujuan dari pembuatan makalah ini ialah :
1. Agar tau pengertian belajar, mengajar dan pembelajaran
2. Agar kita bisa tau konsep belajar mengajar.
3. Agar kita bisa tau konsep strategi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP BELAJAR DAN MENGAJAR
Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses
mengajar. Hal itu kiranya mudah dipahami, karena bila ada yang belajar.
Hal ini kiranya mudah dipahami, karena bila ada yang belajar sudah
barang tentu ada yang mengajarnya , dan begitu pula sebaliknya kalau ada
yang mengajarnya, dan begitu pula sebaliknya kalau ada yang mengajar
tentu ada yang belajar . kalau sudah terjadi suatu proses/saling
berintraksi, antara yang mengajar dengan yang belajar, sebenarnya berada
pada suatu kondisi yang unik, sebab secara sengaja atau tidak sengaja ,
masing-masing pihak berada dalam suasana belajar . Jadi guru walaupun dikatakan sebagai pengajar, sebenarnya secara tidak langsung juga melakukan belajar.
Perlu ditegaskan bahwa setiap saat dalam kehidupan terjadi suatu proses
belajar – mengajar, baik sengaja maupun tidak sengaja, disadari atau
tidak disadari. Dari proses belajar – mengajar ini akan diproleh suatu
hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan istilah
tujuan pembelajaran atau hasil belajar. Tetapi agar memproleh hasil yang
optimal, proses belajar – mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik.[1]
Didalam proses belajar – mengajar, guru sebagai penagajar dan siswa sebagai subjek belajar, dituntut adanya propil
kualifikasi tentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap dan tatanilai
serta sifat – sifat pribadi, agar proses itu dapat berlangsung dengan
efektif dan efisien. Untuk itu, orang kemudian mengembangkan berbagai
pengetahauan, misalnya psikologi pendidikan medel mengajar, pengelolaan pengajaran dan ilmu – ilmu lain yang dapat menunjang proses belajar-mengajar itu.
1. Makna belajar
Usaha pemahaman mengenai makna belajar ini akan diawali dengan
mengemukakan beberapa difenisi tentang belajar. Ada beberapa difinisi
tentang belajar. Dan beberapa difinisi tentang belajar, antara lain
dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Cronbach memberikan defenisi : learning is show by a change in behavior as a result of experience(:belajar adalah pertunjukan oleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman
b. Harold Spears memberikan batasan: learning is shown by observe, to read, to imitate, to try something themseleves, to listen , to follow direction. (pembelajaran ditunjukkan dengan mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu diri mereka, mendengarkan, mengikuti arah.)
c. Geoch, mengatakan : learning is a change in performance as a result of practice. Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan ( practice ).
Dari ketiga definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu
senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca,mengamati, mendengarkan, meniru dan
lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek
belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat
verbalistik.
Selanjutnya ada, yang mendefinisikan: “ belajar adalah berubah”. Dalam
hal ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha merubah tingkah laku.
Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu – individu yang
belajar . perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu
pengetahuan,tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan , sikap,
pengertian harga diri, minat , watak , penyesuaian diri. Dengan
demikian, dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian
kegiatan jiwa raga, pisko-fisik untuk menuju keperkembangan pribadi
manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa,
ranah kognitif,afektif, dan psikomotor.[2]
Menurut Benyamin. S. Bloom, meliputi tiga ranah /matra, yaitu : matra kognitif, afektif dan psikomotorik. Masing – masing matra atau domain ini dirinci lagi menjadi beberapa jangkauan kemampuan ( level of competence) rincian ini dapat disebut sebagai berikut:
a. Kognitif domain :
1) Knowledge (pengetahuan, ingatan )
2) Camprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas , contoh )
3) Analysis ( menguraikan, menentukan hubungan ) .
4) Synthesis ( mengorganisasikan, merencanakan , membentuk bangunan baru )
5) Evaluation (manilai)
6) Application (menerapkan)
Contohnya siswa dapat menjelaskan tentang
masalah-masalah penjaabaran ,contohnya dalam bidang mata pelajaran
tertentu dan mereka da[at menjelaskan tentang suatu topik beserta
pengembangannya.
b. Affective Domain:( sikap moral dan tingkah laku )
1) Recieving (sikap menerima)
2) Responding (memberikan respons )
3) Valuing (nilai )
4) Organization (organisasi )
5) Characterization (karakteristik)
Contoh siswa dating tepat waktu ,siswa dapat bekerjasama melakuakan ,melakukan sesuatu dengan benar dan rasa kesadaran.
c. Psychomotor Domain :( keterampilan)
1) Intiatory level.
2) Pre-rotine level.
3) Rountinized level
Contoh siswa dapat melakukan dengan benar karena keterampilan,sesuai dengan yang di contohkan .[3]
Target jangkauan mengenai pencapaian level sebagaimana dijajarkan di tiap – tiap domain/matra, sudah barang tentu sesuai dengan tujuan belajarnya, tidak mesti harus mencapai yang tertinggi.:
Untuk melengkapi pengertian mengenai makna belajar, perlu kiranya
dikemukakan prinsip – prinsip yang berkaitan dengan belajar.dalam hal
ini ada beberapa prinsip yang penting untuk diketahui, antara lain :
a. Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya.
b. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematanagn dari para siswa.
c. Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi dari dalam/ dasar kebutuhan /kesadaran atau intrinsic motivation, lain halnya belejar dengan rasa takut atau dibarengi dengan rasa tertekan dan menderita.
d. Dalam banyak hal, belajar merupakan proses percobaan (dengan kemungkinan berbuat keliru )dan conditioning atau pembiasaan.
e. Kemampuan belajar seorang siswa harus di perhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran.
f. Belajar dapat melakukan tiga cara
1) Diajarkan secara langsung ;
2) Kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung ( seperti anak belajar bicara, sopan santun, dan lain – lain );
3) Pengenalan dan /atau peniruan
g. Belajar
melalui praktik atau mengalami secara langsung akan lebih efektif mampu
membina sikap, keterampilan, cara berpikir kritis dan lain – lain, bila
dibandingkan dengan belajar hafalan saja.
h. Perkembangan pengalaman siswa akan banyak mempengaruhui kemampuan belajar yang bersangkutan.
i. Bahan pelajaran yang bermakna/berarti, lebih mudah dan menarik untuk dipelajari, daripada bahan yang kurang bermakna.
j. Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan siswa, banyak membantu kelancaran dan gairah belajar.
k. Belajar
sedapat mungkin diubah kedalam bentuk aneka ragam tugas, sehingga anak –
anak melakukan dialog dalam dirinya atau mengalaminya sendiri.[4]
2. Tujuan belajar
Dalam mencapai tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan (kondisi ) belajar yang lebih kodusif. Hal ini akan berkaitan
dengan mengajar. Mengajar diartikan sebgai suatau usaha penciptaan sistem lingkunag yang memungkinkan terjadinya proses belajar.
Kalau di tinjau secara umum, maka tujuan belajar itu ada tiga jenis.
1. Untuk mendapat kan pengetahuan
2. Penenaman konsep dan keterampilan
3. Pembentukan sikap
B. PENGERTIAN MENGAJAR
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi
atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk
berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa, maka
mengajar sebagai kegiatan guru. Disamping itu ada beberapa difinisi
lain, yang dirumuskan secara rinci dan tampak bertingkat.
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan pada siswa. Menurut pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa itu hanya sekedar ingin mendapatkan atau menguasai pengetahuan.[5]
Dalam pengertian yang luas, mengajar diartiakn sebagai suatau
aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkunagn sebaik – baiknya
dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau
dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi ynag kondusif
untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu
diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara
optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental.
Ada pun hasil pengajaran itu dikatakan betul betul baik, apabila memiliki ciri –ciri sebagai berikut:
1. Hasil
itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. Dalam
hal ini guru akan senantiasa menjadi pembimbing dan pelati yang baik
bagi para siswa yang akan menghadapi ujian.
2. Hasil
itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik.” Pengetahuan hasil
proses belajarmengajar itu bagi siswa seolah – olah telah merupakan
bagian kpribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan mendapat
mempengaruhi pandanagn dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab
pengetahuan itu dinyatakan dan penuh makana bagi dirinya.
Dalam hubungan itu ada rumusan lain mengenai pengertian mengajar diartiakn sebagai kegiatan mengorganisasi proses belajar. Dengan demikian, permasalahan yang dihadapi oleh pengajaran yang dipandang baik untuk menghasilkan produk yang baik, adalah bagaimana mengorganisasikan proses belajar untuk mencapai pengetahuan otentik dan tahan lama. Karena mengajar merupakan kegiatan
mengorganisasikan proes belajar secara baik, maka guru sebagai pengajar
harus berperan sebagai organisator yang baik pula. Secara makro guru
dituntut untuk dapat mengorganisasikan komponen – komponen yang terlibat
di dalam proses belajar - mengajar, sehingga di harapkan terjadi
proses pengajaran yang optimal.
Perlu ditambahkan, bagi seorang guru/ pengajar harus menyadari bahwa
belajar adalah ingin “mengerti”. Belajar adalah mencari, menemukan dan
melihat pokok permasalahan nya belajar juga dikatakan sebagai upaya
memecahkan persoaalan yang dihadapi. Hal ini membawa konsekuensi bahwa
kegiatan mengajar dalam proses pengajarannya juga harus menyediakan
kondisi yang problematik dan guru membimbingnya.[6]
Menurut penelitian psikologis, mengungkapkan adanya sejumlah aspek yang
khas sifatnya dari yang dikatakan belajar penuh makna. Belajar yang
penuh makna itu adalah sebagai berikut :
1. Belajar menurut esensinya memiliki tujuan , belajar memiliki makna yang penuh, dalam arti siswa/subjek belajar, memperhatikan makna tersebut.
2. Dasar proses belajar adalahsesuatu yang bersifat eksplorasi serta menemukan dan bukan merupakan pengulanagn rutin.
3. Hal
belajar yang dicapai itu selalu memunculkan pemahaman atau pengertian
atau menimbulkan reaksi atau jawaban yang dapat dipahami dan diterima
oleh akal.
4. Hasil belajar itu tidak terkait pada situasi di tempat mencapai, tetapi dapat juga digunakan dalam situasi lain.
1. Antara “mengajar “ dan “mendidik “
Bicara tentang pengertian mengajar kalau dilihat esensinya dalam proses
belajar – mengajar, sudah menyangkut kegiatan mendidik, dalam arti
untuk mengantarkan siswa kepada tingkat
kedewasaanya , baik secara fisik maupun mental. Tetapi dalam uraian
berikut ini mencoba membedakan, dengan suatu maksud memberikan suatu
penamaan terhadap kenyataan yang kini sedang berkembang . kenyataan yang
dimaksud adalah keadaan proses dan hasil pengajaran di sekolah –
sekolah. Sehingga pembedaan ini tidak ensensial dan konseptual. Oleh
karena itu mengajar dan mendidik akan ditempatkan di antara tanda petik
(“.....”).
Memang kalau dilihat dari segi asal katanya, keduanya memiliki arti yang
sedikit beda .” mengajar “.memberi pelajaran misalnya memberi pelajaran
matematika, memberi pelajaran bahasa, sejarah, agar siswa di ajari
mengetahui dan paham tentang bahan yang diajarkan tadi.” MENDIDIK “ :
memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pemikiran.
Menurut umum mengajar diartiakn sebagai usaha guru untuk menyampaikan
dan menanamkan pengetahuan kepada siswa/anak didik .
Mendidik dapat di artiakan sebagai suatu usaha untuk mengantarkan anak
didik kearah kedewasaannya baik secara jasmanai maupun rohani . Oleh
karena itu mendidik dikatakan sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap
mental dan akhlak anak didik . dibandingkan dengan pengertian “mengajar
“, maka pengertian “mendidik “ lebih mendasar . “ mendidik “ tidak
sekedar transfer of knowledge , tetapi juga transfer of values “
mendidik “ diartikan lebih komprehensif, yakin usaha membina diri anak
didik secara utuh baik matra kognitif, psikomotorik maupun efektif,
agar tumbuh sebagai manusia – manusia yang berkepribadian.
Berkait dengan soal pembentukan kepribadian siswa(anak didik) “mendidik” juga harus merupakan usaha memberikan tuntutan kepada siswa untuk
dapat berdiri sendiri dengan norma – norma kemnusiaan yang sesuai
dengan kepribadian bangsa, yakni pancasila. Untuk mengantarkan anak
didik ketingkat itu memerlukan berbagai komponen dan proses, sepertian
kegiatan penyampaian materi pelajaran, kegiatan motivasi, penenaman
nilai – nilai yang sesuai dengan materi yang diberikan. Itulah maka
“mendidik “ harus merupakan usaha untuk memberikan motivasi kepada siswa agar terjadi proses internalisasi nilai – nilai pada dirinya sehingga akan lahir suatu sikap yang baik.
Sehubung dengan urayan dan kenyataan diatas,”mengajar” dalam kegiatan
belajar – mengajar harus diterjemahkan secara konseptual, disikroniskan
dengan pengertian “mendidik “ oleh karena itu , “Raka Joni” memberikan
batasan mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang
serta mengarahkan kegiatan belajar anak didik untuk memproleh
pengetahuan, keterampilan dan nilai atau sikap yang dapat membawa
perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi. [7]
C. Pengertian konsep pembelajaran
1. Pembelajaran
Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi
isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada
cara untuk membuat urutan dan mensintesis fakta, konsep prosedur dan
prinsip yang berkaitan.[8]
Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan pengertian
demikian, maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru atau seorang pendidik sedemikian rupa, sehingga
tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik . Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah
sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain
bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu
berbeda dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para
pembelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri .(MAKALAH MADI)
Dari pengertian tersebut, maka dapat dipahami
bahwa pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh
antara guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah pada proses
pembelajaran oleh peserta didik(student of learning), dan bukan pengajaran oleh guru(teacher of teaching)
. Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada fokus pembelajaran yang
lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga proses yang
terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan dapat dicapai oleh siswa.
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah salah
satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan pembelajaran.
Segala kegiatan pembelajaran muaranya pada tercapainya tujuan tersebut.
Dilihat dari sejarahnya, tujuan pembelajaran pertama kali
diperkenalkan oleh B. F Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam
ilmu perilaku (Behavioural science) dengan maksud untuk meningkatkan
mutu pembelajaran. Kemudian diikuti oleh Robert Mager yang menulis buku
yang berjudul: “Preparing Instructional Objective” padatahun 1970 diseluruh lembaga pendidikan termasuk di Indonesia. Tujuan
pembelajaran ini bukan saja memperjelas arah yang ingin dicapai dalam
suatu kegiatan belajar, tetapi dari segi efisiensi diperoleh hasil
belajar yang maksimal.[9]
Pengertian yang diberikan para ahli pembelajaran tentang tujuan pembelajaran, yang satu sama
lain memiliki kesamaan disamping ada perbedaan sesuai dengan sudut
pandang garapannya. Robert F. Mager (1962) misalnya memberikan pengertian tujuan pembelajaran sebagai tujuan perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa ataupesertadidik pada
kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Pengertian kedua dikemukakan
oleh Edwar L. Dejnozka dan David E. Kapel (1981), juga Kemp (1977) yang
memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang
spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan
dalam bentuk tulisna untuk menggambrkan hasil belajar yang diharapakan.
Perilaku ini dapat berupa fakta yang samar. Definisi ke tiga dikemukakan
oleh Fred Percival dan Henry Ellington (1984) yakni tujuan pembelajaran
adalah suatu pernyataan yang jelas dan menunjukan penampilan atau
keterampilan siswa tertentu yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil
belajar
Peserta didik ini dituntut keaktifannya bukan hanya dituntut secara
fisik saja, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta
didik saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka
kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya
dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan
perubahan di dalam dirinya .
Pembelajaran adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku
kearah yang lebih baik. Dan tugas guruataupendidikadalah
mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan
perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat
belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Pentingnyaperananseorangpendidik sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar siswa .[10]
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pembelajaran
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Faktor Kecerdasan
Kecerdasan ialah kemampuan seseorang untuk
melakukan kegiatan berfikir yang bersifatnya rumit dan abstrak. Tingkat
kecerdasan dari masing-masing tidak sama. Ada yang tinggi, ada yang
sedang dan ada pula yang rendah. Orang yang tingkat kecerdasannya tinggi
dapat mengolah gagasan yang abstrak, rumit dan sulit dilakukan dengan
cepat tanpa banyak kesulitan-kesulitan dibandingkan dengan orang yang
kurang cerdas. Orang yang cerdas itu dapat memikirkan dan mengerjakan
lebih banyak, lebih cepat dengan tenaga yang relatif sedikit. Kecerdasan
adalah suatu kemapuan yang dibawa dari lahir sedangkan pendidikan tidak
dapat meningkatkannya, tetapi hanya dapat mengembangkannya. Namun hal
ini tingginya kecerdasan seseorang bukanlah suatu jaminan bahwa ia akan
berhasil menyelesaikan pendidikan dengan baik, karena keberhasilan dalam
belajar bukan hanya ditentukan oleh kecerdasan saja tetapi juga oleh
faktor-faktor lainnya.
2. Faktor Belajar
Faktor belajar disini adalah semua segi kegiatan belajar, misalnya
kurang dapat memusatkan perhatian kepada pelajaran yang sedang dihadapi,
tidak dapat menguasai kaidah yang berkaitan sehingga tidak dapat
membaca seluruh bahan yang seharusnya dibaca. Termasuk di sini kurang
menguasai cara-cara belajar efektif dan efisien.
3. Faktor Sikap
Banyak pengaruh faktor sikap terhadap kegiatan dan keberhasilan siswa
dalam belajar. Sikap dapat menentukan apakah seseorang akan dapat
belajar dengan lancar atau tidak, tahan lama belajar atau tidak, senang
pelajaran yang di hadapinya atau tidak dan banyak lagi yang lain.
Diantara sikap yang dimaksud di sini adalah minat, keterbukaan pikiran,
prasangka atau kesetiaan. Sikap yang positif terhadap pelajaran
merangsang cepatnya kegiatan belajar.
4. Faktor Kegiatan
Faktor kegiatan ialah faktor yang ada kaitannya dengan kesehatan,
kesegaran jasmani dan keadaan fisik seseorang. Sebagaimana telah
diketahui, badan yang tidak sehat membuat konsentrasi pikiran terganggu
sehingga menganggu kegiatan belajar.
5. Faktor Emosi dan Sosial
Faktor emosi seperti tidak senang dan rasa suka dan faktor sosial
seperti persaingan dan kerja sama sangat besar pengaruhnya dalam proses
belajar. Ada diantara faktor ini yang sifatnya mendorong terjadinya
belajar tetapi ada juga yang menjadi hambatan terhadap belajar efektif.
6. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ialah keadaan dan suasana
tempat seseorang belajar. Suasana dan keadaan tempat belajar itu turut
juga menentukan berhasil atau tidaknya kegiatan belajar. Kebisingan, bau
busuk dan nyamuk yang menganggu pada waktu belajar dan keadaan yang
serba kacau di tempat belajar sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan belajar. Hubungan yang kurang serasi dengan teman dapat
menganggu kosentrasi dalam belajar.
7. Faktor Guru
kemampuan guru mengajar, hubungan guru dengansiswasertakepribadian guru dan
perhatian guru terhadap kemampuan siswanya turut mempengaruhi
keberhasilan belajar. Guru yang kurang mampu dengan baik dalam mengajar
dan yang kurang menguasai bahan yang diajarkan dapat menimbulkan rasa
tidak suka kepada yang diajarkan dan kurangnya dorongan untuk
menguasainya dipihak siswa. Sebaliknya guru yang pandai mengajar yang
dapat menimbulkan pada diri siswa rasa menggemari bahan yang
diajarkannya sehingga tanpa disuruh pun siswa banyak menambah
pengetahuannya dibidang itu dengan membaca buku-buku, majalah dan bahan
cetak lainnya. Guru dapat juga menimbulkan semangat belajar yang tinggi
dan dapat juga mengendorkan keinginan belajar yang sungguh-sungguh.
Siswa yang baik berusaha mengatasi kesulitan ini dengan memusatkan
perhatian kepada bahan pelajaran, bukan kepada kepribadian gurunya.[11]
D. Istilah – istilah dalam proses pembelajaran
1. Konsep yang terdapat dalam Pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa
istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa
binggung untuk membedakannya.istilah –istilah tersebut adalah :
1. Teori pembelajaran
Teori adalah prinsip/kaedah /dalil tentang suatu fenomena alam atau
sosial yang telah di uji kemebanarannya oleh banyak pihak dan dapat di
gunakan untuk merumuskan serta meramalkan fenomena yang sejenis di
tempat dan waktu yang berbeda .Contoh : teori pythagoreas, teori
gravitasi newton, teori evolusi Darwin, dan sebagainya. Sedangkan teori
pembelajaran adalah seperangkap prinsip / kaidah tentang fenomena
belajar dan mengajar yang telah diuji kebenarannya oleh banyak pihak
yang dapat digunakan untuk memformulasikan dan meramalkan kegiatan
pembelajaran ditempat dan waktu yang terkenal adalah teori pembelajaran
bahaviorisme, teori pembelajaran kognitivisme, teori pembelajaran
konstruktivisme, dll.
2. Pendekatan ( paradigma )
Adalah titik tolak atau sudut pandang (world view ) seseorang
terhadap suatu objek atau permasalahan. Pendekatan juga dapat di artikan
sebagai cara umum dalam memandang permasalahan atau objek kajian;
laksana pakaian kacamata merah – semua tampak kemerah – merahan .
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak sudut
pandang pendidik terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamanya mewadahi,menginspirasi, menguatkan dan melatari
metode pembelajaran dengan cukup teoritis tertentu. Dilihat dari
pendekatanya, pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat beberapa jenis pendekatan,
antara lain : (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada peserta didik (student centered apaproach ); (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach) ;
(3) pendekatan ekonomi pendidikan yang memandang anak sekolah sebagai
investasi masa depan sehingga kegiatan pembelajaran harus dirancang
sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang dapat mengembalikan investasi
yang dibutuhkan selama sekolah baik kepada diripeserta didik, keluarga
maupun kepada negara ; (4) pendekatan agama memandang pendidikan dan
pembelajaran sebagai bagian dari nilai ibadah sehingga nilai – nilai
agama sangat mempengaruhi terhadap seluruh proses pendidikan dan
pembelajaran seperti konsep pembelajaran yang dicetuskan oleh ulama
imam Zarnuji dalam kitab Ta’lim Muta’allim yang banyak dijadikan rujukan pesantren di indonesia, dan lain-lain.
3. Strategi pembelajaran
Adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus di kerjakan guru dan
peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien.
4. Metode pembelajaran
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan sebagai metode pembelajaran tertentu.
Metode adalah “ a way in achieving something” (wina sanjaya
(2008). Jadi metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yanag sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, di antaranya : (1) ceramah
(2) demonstrasi, (3) diskusi, (4) simulasi, (5) laboratorium, (6)
pengalaman lapangan, (7) brainstroming, (8) debat, (9) simposium, dan
sebagainya.
5. Teknik pembelajaran
Ialah cara yang dilakukan seorang dalam mengimpelmentasikan suatu metode secara spesifiki.
6. Taktik pembelajaran
merupakan gaya seorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua
orang sama – sama menggunakan metode ceramah tetapi mungkin akan sangat
berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya , yang satu
cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor ,
tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena memang
sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak
keunikan atau kekhasan dari masing – masing guru, sesuai dengan
kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan.
Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus seni (teaching is science and art ).
7. Tips atau trik pembelajaran
Tips atau trik adalah kiat –kiat khusus yang bersifat unik untuk dapat
diterapkan secara khusus dan tepat guna untuk mencapai suatu sasaran.
Tip atau trik pembelajaran adalah kiat – kiat khusus yang bersifat unik
untuk dapat diterapkan secara khusus dan tepat dalam kegaiatan belajar
dan mengaja untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Contoh :
tips guru pada saat menghadapi siswa sedang mengantuk dikelas, dll.
8. Tips atau trik pembelajaran
Keywords adalah kata – kata kunci yang memiliki makna dan hubungan yang
amat penting terkait dengan tema, topik, dan judul yang sedang di bahas
dalam kegiatan pembelajaran
9. Password atau klik
Adalah suatu tindakan dan atau satu ungkapan yang sangat menarik, unik,
dan tepat sasaran sebagai kunci pembuka untuk membangkitkan gairah
pembelajaran sehingga sejak awal hingga akhir kegiatan belajar mengajar
tampak menarik, menantang, dialogis, dan penuh bermakna bagi peserta
didik.
10. Prosedur pembelajaran
Prosedur adalah urutan – urutan mengerjakan sesuatu , misalnya prosedur
masak nasi, prosedur membuat KTP, prosedur pembelajaran adalah urutan –
urutan pembelajaran mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksananaan, dan evaluasi hingga feedback/umpan balik untuk perbaikan
pembelajaran selanjutnya. Prosedur umumnya disusun melalui bagian yang
menunjukkan langkah – langkah atau urutan – urutan dari awal hingga
akhir kegiatan pembelajaran.
11. Model pembelajaran
Adalah kerangka konseptual yang melukis kan prosedur yang sistematik
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran
dan para guru dalam merancangkan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar (udin S. Winataputra, 1994 ).[12]
2. Hubungan Pembelajaran dan belajar
Pembelajaran dan belajar merupakan dua kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dan saling mempengaruhi karena belajar merupakan salah satu
bagian dari kegiatan pembelajaran, sedangkan pembelajaran itu sendiri
merupakan usaha untuk menciptakan pengalaman belajar pada siswa karena
pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan
lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku pada siswa dan menciptakan
situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar siswa.
Jadi belajar dan pembelajaran memiliki hubungan yang sangat erat dan keduanya tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Balajar merupakan
proses yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan
(competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitudes). Sedangkan pembelajaran merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk memfalitasi dan mendukung guna
meningkatkan intensitas dan kualitas belajar peserta didik. Dengan kata
lain, kegiatan pembelajaran bertujuan untuk mengoptimalkan potensi pada
siswa. Dan belajar merupakan proses yang dilakukan untuk mengoptimalkan
potensi tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Belajar,mengajar,dan pemeblajaran suatu proses untuk mendidik manusia
menjadi lebih baiklagi, yang awalnya tidak tau dengan ada nya proses
belajar ,mengajar dan pembelajaran bisa tau. Jadi dapat disimpulakan
konsep, belajar, mengajar, pembelajaran penting sekali di pelajari.
B. SARAN
Untuk para guru/ atau pengajar sangat perlu di ketahui tentang
konsep,belajar,mengajar, dan pembelajaran ini karna konsep ini sangat
penting bagi guru maupun murid nya. Dengan ada nya konsep ini guru bisa
tau bagai mana cara mengajarkan kepada siswa/ murid .
DAFTAR PUSTAKA
Sardiman.a.m.Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar.Jakarta: Raja Grafindo persada 2008.
Mahdianor,Makalah Hakikat Belajar dan Pembelajaran, :Banjarbaru : FKIP Universitas Lambung Mangkurat,2011.
Mulyono,Strategi Pembelajaran / Menuju efektivitas pembelajaran di Abad Global: Malang : UIN Maliki press,2011.
FOOT NOTE DIBAWAH
[1] Sardiman.a.m.Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar.Jakarta: Raja Grafindo persada 2008. Hal 19
[8] Mulyono,Strategi Pembelajaran / Menuju efektivitas pembelajaran di Abad Global: Malang : UIN Maliki press,2011. Hal.7
[9] Mahdianor,Makalah Hakikat Belajar dan Pembelajaran, :Banjarbaru : FKIP Universitas Lambung Mangkurat,2011. ( selasa,02-10-2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar